Minggu, 03 Mei 2009

Setelah Putus Cinta: Mulailah Berproduksi dan Berkreasi

oleh Nurani Soyomukti*)

Seharusnya putus cinta menjadikan kamu tambah punya waktu untuk merenungkan kehidupanmu, terutama masa depan kamu. Lagian kamu punya waktu untuk berproduksi dan berkreasi. Bayangkan, jika kamu menghabiskan waktu untuk berduaan, lupa segalanya. Semua kegiatan yang seharusnya kamu lakukan untuk memperkaya pengetahuan dan berperan untuk membangun jati diri berkurang. Apalagi kalau pacar kamu ngekang, membatasi gerak dan ruang kamu, dan membawa kamu pada dunia semu dimana kamu lupa segalanya, maka kamu baik sadar atau tidak akan kehilangan banyak kesendirian dan ruang kebebasan.

Karenanya, tanpa pacar justru dapat membuat ruangmu diwarnai otonomi diri dan dengannya kamu dapat mengekspresikan bakat kamu, berkarya dan mencipta atau bekerja.
Fakta bahwa putus cinta menambah produktifitas, dialami oleh banyak orang, terutama orang-orang terkenal. Misalnya, yang baru-baru saja, adalah artis Taylor Swift yang justru kian produktif dalam berkarya setelah putus cinta. Pelantun lagu ‘Fifteen’ ini masih jomblo setelah putus asmara dengan Joe Jonas, personel Jonas Brothers. Meski jomblo, dia tidak pernah merasa kesepian. Bahkan, putus asmara justru melahirkan sebuah lagu, ‘Forever and Always’. Adakah patah hati membuatnya takut pacaran lagi? Kepada majalah Seventeen, perempuan kelahiran Reading, Pennsylvania, 13 Desember 1989, ini bercerita, jomblo dan kesepian itu adalah dua hal yang berbeda.


Inilah komentarnya: ”Kalau bertemu seseorang yang menarik, saya pasti berkencan lagi. Tetapi, saya bukan tipe perempuan yang tergantung pada pacar. Enggak punya pacar, kan, bukan berarti kesepian. Saya justru memanfaatkan kesendirian untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan hati”.
[1]

Swift juga merasa lebih produktif dalam mencipta lagu setelah putus cinta. Dia juga jadi punya waktu untuk melakukan hal-hal kecil yang disukainya, seperti menikmati nyala lilin beraroma dan membaca buku. ”Kalau pengin ngobrol ada para sahabat,” ucapnya sambil menyebut beberapa sahabatnya seperti Selena Gomez, Demi Lovato, Miley Cyrus, dan Emma Stone. Ia merasa tak perlu terburu-buru mencari pengganti Joe Jonas. ”Cinta itu tetaplah misteri, kita tak bisa memperkirakan kapan bakal jatuh cinta,” kata Swift enteng.

Hal yang sama juga dialami oleh artis Indonesia yang menjadi DPR, Angelina Sondakh. Setelah hubungan cinta anggotanya dengan Adjie Massaid (39) benar-benar kandas, ia tak merasakan kekecewaan yang mendalam karena ia punya banyak kegiatan untuk melakukan hal-hal positif. Angie sibuk mengerjakan banyak hal. Salah satunya mengikuti workshop pembuatan patung. Pada workshop pembuatan patung tanah liat di Museum Nasional dalam rangka Pameran Tunggal V perupa Iriantine Karnaya, misalnya, Angie terlihat menikmati kegiatannya. Ini memang terjadi dua tahun lalu, tepatnya pada Juni 2007.

Tapi kita dapat memetik hikmah dari apa yang dialami oleh artis dan politisi ini. Angie mengaku kegiatan membuat patung tak asing lagi baginya. Ketika bersekolah di Presbyterian Ladies College, Sydney, Australia tahun 1992-1994, ia pernah mendapatkan pelajaran ekstrakurikuler seni keramik pembuatan pot. Itu tak jauh berbeda dengan seni patung yang kini sedang digelutinya sekarang. “Hanya saja untuk pembuatan patung kita harus lebih teliti lagi agar patung yang kita buat punya nilai artistik,” kata gadis berkulit kuning langsat ini.

Kegiatan tersebut membawa banyak manfaat. Sebagai anggota DPR, ia dapat menyerap aspirasi langsung dari para seniman dalam berkarya sekaligus sebagai ajang relaksasi setelah satu minggu bekerja sebagai wakil rakyat. “Tapi ternyata membuat patung itu lebih mudah ketimbang membuat undang-undang ya," ucapnya sambil tersenyum. Kala itu, Angie sedang membuat patung tanah liat berbentuk aneka jamur. Ternyata patung-patung yang dibuat oleh Puteri Indonesia 2001 ini mempunyai filosofi tersendiri. Untuk patung berbentuk jamur berarti kita sebagai manusia harus menjamur atau membaur dengan sesama. Jamur banyak mempunyai manfaat, di antaranya untuk mengobati kanker," ujarnya.
[2]

Berbeda dengan peserta lainnya, Angelina secara khusus membuat pula satu patung berbentuk hati. Dia kembali menerangkan filosofi di balik patung hati itu. "Kalau bercinta manusia jangan hanya dengan satu hati, tapi harus hati-hati. Dengan begitu kita tidak menyesal di belakang hari, yang hanya menimbulkan perasaan kecewa dan membuat hidup tidak bahagia," ungkapnya.

Workshop setiap Sabtu ini bermanfaat dengan bidang yang dipegangnya di DPR, yakni mengurus bidang budaya dan pariwisata. “Ketimbang tiap Sabtu pergi ke salon, lebih baik saya pergi ke tempat seperti ini, sehingga saya bisa mengekpresikan diri. Bahkan nanti saya akan ikut kursus merangkai bunga," katanya. Angie juga pernah membatik secara tradisional dengan menggunakan canting.

Iriantine Karnaya yang menjadi instruktur mengatakan bahwa Angelina Sondakh memiliki rasa seni yang luar biasa. Hanya saja Angie masih kaku, karena kurang banyak praktik. “Ternyata hari ini apa yang ada di dalam benakku keluar semua dan menjadi patung-patung yang kubuat ini, ha...ha...ha...," ujar Angie menjawab omongan Iriantine.

Kamu jangan ‘kayak’ artis-artis yang cengeng yang seakan begitu menderita akibat putus cinta. Seperti yang dialami oleh artis Lindsay Lohan di mana putus cinta dari Samantha Ronson membuatnya ‘KO”. Bahkan artris cantik ini butuh bantuan psikiater untuk memulihkan kondisi kejiwaannya. Menurut sumber, kehilangan Samantha yang akrab disapa Sam, membuat kehidupan Lindsay berubah 180 derajat. Dia tak cuma menderita karena patah hati, tapi juga kehilangan kontrol atas hidupnya sendiri.

"Lindsay sekarang sedang sepi job. Hidupnya jadi semakin kosong. Dia benar-benar butuh bantuan psikiater. Teman-temannya ikut berduka karena sekarang Lindsay sendirian," tutur sumber yang dilansir Hollyscoop.
[3] Seakan Lindsay tidak benar-benar memiliki seorang teman sejati. Lindsay lebih suka menghabiskan waktu bersama ibunya, Dina, dan adiknya, Ali. Tak ingin melihat anaknya sendiri tanpa teman, Dina mencoba menghubungi beberapa orang yang pernah menjadi teman Lindsay.

Produktifitas, itulah kuncinya. Suatu penyembuh yang terbaik karena tanpa produktifitas, keterasingan berkembangbiak. Produktifitas dengan kegiatan yang positif dan menghasilkan, serta memperbanyak pengetahuan yang memperkaya cara pandang, adalah obat mujarab bagi kita semua.

Kamu masih punya dunia. Duniamu bukanlah dunia hubungan bersama cowok yang menjengkelkan, tidak perhatian, egois, atau bahkan suka selingkuh dan hanya menginginkan tubuh kamu. Kamu menolak diajak “ML” (‘making love’), dan dia memutus kamu. Kamu hanya dijadikan perempuan penghias hidupnya daripada dia tak punya pacar, tapi begitu dia mendapatkan cewek yang lebih baik dari kamu, diapun memutusmu atau mengkhianati kamu.

Yakinlah bahwa dunia sangatlah luas, tidak seluas daun kelor. Waktu juga akan berjalan. Kamu tidak hanya berpijak di satu petak tanah. Kamu tak harus patah hati karena masih ada ruang bagi kamu untuk bergerak dan ada kemungkinan akan ada teman, kawan, atau kekasih lain yang setia, baik hati, jujur, dan bahkan dapat membimbing kamu agar kamu bersama dia menemukan peran yang tepat bagi kehidupan di masa muda. Syukur-syukur kalau dia akan menjadi suami kamu kelak, atau menjadi bapak dari anak-anakmu yang imut di masa kecil dan akan besar menjadi orang yang berguna.

Ingat, kamu akan menjadi orang bodoh jika berpasangan dengan orang yang bodoh. Kamu akan rusak jika kamu menjalin hubungan dekat dengan orang yang rusak. Kamu akan suka berkhianat kalau kamu sering dikhianati atau kamu hanya menjalani cinta palsu yang penuh kepura-puraan dan kebohongan. Sekali kamu mendapatkan situasi untuk menjadi pembohong, maka kamu akan tumbuh jadi manusia palsu. Carilah kebenaran, raihlah cinta palsu—kamu harus percaya pada Cinta sejati! Tanpa ini, dunia akan tetap tercerai-berai dalam kebencian dan kemunafikan. Dua orang yang sama-sama bodoh dan berkualitas rendah menjalin cinta, menikah, dan membesarkan anak: maka ia akan mewariskan kebodohan pada anak cucunya, pada kehidupan yang terus berjalan.

Jadi, prinsipnya adalah bahwa cinta itu tidak buta. Putus bukanlah akhir dari segalanya. Kamu pasti akan menemukan dunia baru. Dan ciptakanlah dan carilah dunia yang kondusif bagi kemanusiaan dan cintamu. Tinggalkan laki-laki yang suka berkhianat, yang mengekang, dan yang dalam hubungan bahkan tak mendidik kemajuan otak dan mental kamu. Dunia ini tak terdiri dari satu, carilah ruang untuk menjalin cinta. Untuk apa menjalin hubungan jika kualitasnya buruk. Demikian juga, untuk apa menyesali putus cinta jika kamu masih dapat menemukan cinta yang lain?

Renungkanlah! Banyak waktu yang dapat kamu miliki karena tak terampas oleh kegiatan-kegiatan yang tujuannya hanya agar dapat pacaran saja, tetapi juga untuk merebut waktu luang untuk berpikir, meneliti, belajar, menulis puisi, melakukan eksperimen dan tindakan-tindakan yang memungkinkan kamu bebas berproduksi dan berkreasi… Indah bukan? Cinta dan hubungan memang terasa begitu indah jika tak mengasingkan atau sesuai dengan pilihan dan kemampuan kita sendiri untuk mencintai.

Jika kamu tidak punya cita-cita untuk melahirkan kenyataan baru, kebiasaan kamu tetap meniru dan hasil dari reproduksi masyarakat penindasan, maka semangat mencintai kamu tumpul. Pencarian pada dunia baru, setelah kamu putus cinta, sebagai bentuk ungkapan cinta universal didasari oleh semangat untuk merubah, menciptakan kenyataan baru. Sebagaimana diharapkan Minke dalam novel karya Pramoedya Ananta Toer, ‘Rumah Kaca”:
[4]

"Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka “kemajuan” sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia”.
==================
[1] “Putus Cinta, Taylor Swift Malah Makin Produktif “, Kompas, Sabtu 4 April 2009
[2] “Angelina Sondakh: Putus Cinta, Bikin Patung”, dalam http://64.203.71.11/ver1/Hiburan/0706/24/063137.htm
[3] “Putus Cinta, Lindsay Lohan Butuh Psikiater”, Okezone, Senin, 13 April 2009 - 10:30 wib atau http://celebrity.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/04/13/33/209978/putus-cinta-lindsay-lohan-butuh-psikiater

[4] Pramoedya Ananta Toer. Rumah Kaca. Jakarta: Lentera Dipantara, 2006, hal. 436